Sabtu, 12 November 2011

BERMACAM-MACAM RUPA MALAIKATUL-MAUT KETIKA AKAN MENCABUT NYAWA



Diriwayatkan dalam hadist, ketika seorang akan mati, datanglah malaikat maut kepadanya, dengan bermacam-macam rupa. Ada dengan rupa yang menyenangkan, dan ada pula dengan rupa yang menakutkan. Jika ia datang kepada orang mu’min dan shalih, dia datang dengan rupa manusia yang bagus dan menyenangkan dengan pakaian bagus dan rapi serta harum baunya. Dengan lebih dulu mengucapkan: “Salam” serta dengan budi bahasa yang sopan, barulah dicabut nyawa orang itu, tidak dengan kekerasan.

Kalau sekiranya bukan dengan orang yang shalih, maka datanglah malaikat maut dengan muka yang seram dan menakutkan. Dengan secara paksa dan kasar sehingga merasa sangat sakit ketika ia mencabut nyawa orang itu. Hal ini dapat disaksikan oleh yang hadir ketika melihat seorang sedang “naza” sakaratul-maut. Ada orang yang ketika akan sekarat mukanya Nampak gelisah, ngeri dan kecut tampang mukanya. Ada yang ketika akan sekarat, kelakuannya seperti ayam akan dipotong, waktu menghembuskan nafas yang terakhir, mulutnya terbuka lebar dan biji matanya mendelik, menakutkan siapa yang melihatnya. Ini menandakan bahwa orang itu dalam sekarat yang menyakitkan. Dan inilah tandanya orang yang berdosa.

Ada orang yang akan mati, walaupun sakitnya telah payah, tapi kelihatannya tenang dan tentram. Terbayang ketenangan hatinya pada wajahnya. Tidak Nampak di mukanya takut dan ngeri. Kelihatan raut wajahnya manis dan berseri, senyumannya terlukis di bibirnya, walaupun mukanya cekung dan pucat, karena sakitnya terlalu payah. Tatkala menarik nafas yang terakhir kelihatan ia tenang dan tentram. Tidak gelisah, inilah menandakan bahwa orang itu ketika sekarat, merasa bahagia. Senang hatinya meninggalkan dunia ini.

Kata Imam Ghozali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, riwayat dari Ibnu Abbas: katanya, Nabi Ibrahim a.s adalah orang yang sangat teliti. Beliau mempunyai tempat khusus dijadikan tempat ibadah, dan ketika beliau akan pergi selalu pintunya dikunci dan kuncinya dipegang oleh Beliau sendiri. Pada suatu ketika beliau membuka pintu kamarnya beliau jadi terperanjat karena di dalam kamarnya ada seorang laki-laki yang kelihatan mencurigakan.
Tanya Nabi Ibrahim: “Siapakah yang mengizinkan engkau masuk ke kamar ini?”
“Yang menyuruhnya yang memiiki rumah ini”, jawab orang itu.
Kata Nabi Ibrahim: “Akulah yang memiliki rumah ini.”
Kata orang itu: “Yang memiliki alam semesta ini.”
Mendengar jawaban demikian Nabi Ibrahim menjadi agak terkejut, dan balik bertanya lagi: “Kalau begitu, siapakah engkau?”
“Aku adalah malaikatul-maut.”
Nabi Ibrahim tambah terkejut lagi, tapi beliau tidak menunjukkan kekejutannya itu, dan lalu bertanya lagi: “Dapatkah engkau tunjukkan rupamu ketika engkau akan mencabut nyawa seorang mu’min?”
“Tentu saja bisa, kata malaikatul-maut. Cobalah alihkan pandanganmu kesana…..”
Nabi Ibrahim menengok kea rah lain. Kemudian ketika itu, dilihatnya malaikat itu telah barganti rupa. Seorang pemuda tampan yang bagus wajahnya, serta berpakaian bagus pula dan harum.
Kata Nabi Ibrahim: “Kalau begini keadaanmu, datang kepada orang mu’min, sungguh menyenangkan.”

SYETAN BERKESAMPATAN MENGGODA KETIKA ORANG AKAN DICABUT NYAWANYA


Tersebut di dalam riwayat, apabilaorang sedang menghadapi sakaratul maut, di saat itu datanglah syetan menggoda. Dia mwujudkan dirinya seperti keluarga orang itu, yang telah meninggal. Ketika orang yang akan menghadapi maut, barmacam-macam marasakan penderitaan batin.



1. Terkenang akan perbuatannya yang maksiat
2. Karena belum bartaubat
3. Ingat akan keluarga
4. Ingat akan sakaratul maut
5. Terlihat di tempat mana ia akan kembali
6. Haus, dahaga, yang amat luar biasa

Disaat itu syetan mewujudkan dirinya, seperti keluarga yang telah meninggal sambil memegang gelas berisi air minum yang diemeng-emengkan di depan matanya. Jika ia mau ingkar dari imannya akan diberikan air minum itu. Demikian syetan menggoda agar orang itu mati di dalam kekufuran. Jika orang yang teguh imannya, dia tidak akan tertarik dengan bujukan syetan, karena ia tahu bahwa itu Cuma tipuan saja. Namun bagi mereka yang kurang iman, jadilah mereka ini mangsanya syetan, terjerumus di dalam kekufuran. Padahal air itu tidak di berikan tapi dia sudah murtad dari agamanya.
Na’udzubillah!!!

SITUASI DUNIA ZAMAN KINI



Coblah kita perhatikan situasi dunia zaman kini! Di abad yang kedua puluh di abad yang dikatakan modern atau kata orang sekarang zaman kemajuan. Orang kaya tidak sedikit, tapi orang miskin tetap terlantar. Banyak orang di kota-kota besar yang tidur di kolong jembatan atau gi gerbong kereta api tua, atau bikin gubuk dari karton bekas di pinggir kali. Tidur anak-beranak disitu meskipun berulang-ulang diadakan pembersihan, tapi berulang mereka kembali lagi datang menempati tempat itu. Lama kelamaan pemandangan seperti itu sudah dianggap biasa saja. Jadi orang tidak perlu takjub dan heran.

Tiap tahun tidak sedikit hasil zakat fitrah di bagikan kepada mereka orang gelandangan, di ibu kota, hal itu cuma sekedar menggembirakan hati mereka menjelang lebaran Idul Fitri. Tetapi untuk menolong dan merubah nasib mereka untuk kembali kepada manusia yang wajar belum mampu dalam pelaksanaanya, inilah suatu problema yang sukar diatasi, dan belum dapat diperbaiki. Terjadilah suatu pemandangan yang kontradiksi. Yang miskin tetap hidup dalam kemiskinan, yang kaya hidup berlebih-lebihan. Inilah zaman akhir di mana harta-benda melimpah-limpah.

Kemudian kata hadits, harta warisan menjadi perebutan. Seorang bapak yang kaya raya, meninggalkan banyak harta, kemudian harta warisan itu jadi rebutan para ahli warisnya, hingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Suami-suami kini sudah tunduk kepada istri. Biasanya istri yang mengurus anak-anaknya di rumah. Tapi kini jadi terbalik. Suami mengurus anak-anaknya, sang istri bekerja mencari nafkah. Hal ini sudah tidak aneh lagi pada jaman sekarang. Tidak kurang orang hidup dengan anak istrinya, tapi ibu-bapaknya hidup sengsara, pergi meminta-minta belas kasihan orang, guna mencari sesuap nasi. Kaum wanita zaman kini tidak mau ketinggalan zaman katanya, ingin turut bekerja di segala bidang, bersama kaum laki-laki. Inilah emansipasi. Wanita harus maju.

Kaum wanita masa kini sudah dapat menggantikan kedudukan atau jabatan orang laki-laki, menjadi menteri, menjadi lurah, menjadi inspektur polisi, menjadi sopir taksi, menjadi hakim, menjadi kondektur, menjadi dalng wayang kulit, menjadi pemain music, sampai menjadi pemain sepak bola. Kalau dulu wanita menjadi penyayi dan penari, tapi kini kaum wanita itu juga yang jadi pemimpinnya. Dan banyak lagi hal-hal yang dianggap tidak pantas bagi kaum wanita seperti menjadi sopir taksi atau tukang cukur rambut, maka kini sudah dianggap biasa.

Kemudian kata Nabi S.A.W. wanita di zaman akhir “Al-aariyaat wal Ghoofilaat” bertelanjang dan lupa malu. Memang benar, maksudnya bukan sengaja bertelanjang di jalan raya. Tidak! Wanita-wanita itu sengaja disuruh bertelanjang dengan membuka pakaiannya sedikit demi sedikit sampai bertelanjang sama sekali. Itulah yang di namakan “Streep tees”. Mereka berbuat begitu adalah untuk memenuhi kehendak kaum laki-laki. Menari telanjang dan ditonton beramai-ramai oleh kaum laki-laki di tempat-tempat tertentu, dengan mendapat bayaran yang mahal. Beginilah keadaan wanita zaman sekarang. Dimana-mana negeri, di kota-kota besar. Umum semua mengetahui. Sekali lagi kami katakan, tidak semua wanita mau berbuat begitu.

Jadi jelasnya,bukan saja kaum wanita zaman sekarang senang memamerkan cara berpakaian atau perhiasan, bahkan memamerkan keadaan bentuk tubuhpun dalam keadaan polos, tidak malu-malu lagi. Saudara tidak usah jadi panik atau sakit kepala memikirkan keadaan wanita zaman sekarang. Karena inilah dia suatu tanda-tanda kiamat akan tiba, sebagaimana Nabi katakan.

RIWAYAT NUR MUHAMMAD



Riwayat Nur Muhammad datang berkunjung kepada 4 unsur. Yaitu: air,api,angin, dan tanah atas titah Tuhan Yang Maha Esa
Pertama-tama Nur Muhammad datang mengunjungi angin. Dikala itu dilihat angin sedang bermegah-megah bertiup-berputar-putar. Setelah mendengar Nur Muhammad memberi salam lalu berhenti dan membalas salamnya.
Kata Nur Muhammad:

“Hai angin, jika engkau sadar dan mengetahui kadar derajat dirimu, niscaya engkau bermegah-megah secara demikian itu.” Tahukah engkau kerendahan dirimu?
Jawab angin dengan rasa terkejut:
“Tidak. Aku merasa puas dengan diriku.”

Kata Nur Muhammad:
“Tahukah engkau hai angin, meskipun engkau mempunyai tenaga yang cukup besar dan mempunyai kekuatan yang luar biasa, akan tetapi engkau pada suatu ketika akan dapat diperintah oleh manusia dan engkau akan melayai kehendak manusia.”

Kata angin:
“ Jika begitu, engkaulah mahkluk yang tidak cacat celanya mempunyai martabat yang tinggi.”

Kata Nur Muhammad:
“Tidak hai angin. Aku adalah mahkluk Tuhan yang tidak sunyi daripada kesalahan. Hanya Allah Tuhan Maha Suci daripada sifat kerendahan dan kekurangan.”
Kemudian Nur Muhammad pergi mengunjungi api. Dilihat api sedang berkobar menyala-nyala dengan dahsyatnya. Maka setelah mendengar Nur Muhammad mengucap salam lalu berhenti serta menjawab salamnya.

Kata Nur Muhammad:
“Mengapa engkau membanggakan dirimu dengan kekuatanmu, apakah engkau tidak tahu, bahwa suatu ketika kekuatanmu yang begitu luar biasa dan tenagamu yang dahsyat akan digunakan untuk keperluan hidup manusia.”
Mendengar kata Nur demikian terkejutlah api karena ada lagi makhluk yang lebih kuat daripadanya.

Kata api:
“Kalau begitu beruntunglah engkau. Rupanya engkau makhluk yang mulia di sisi Tuhan.”

Kata Nur Muhammad:
“Tidak, aku adalah makhluk ciptaan Tuhan. Hanya dialah yang Maha Mulia dan Maha Besar yang patut mendapat pujian dari makhluknya.
Kemudian Nur Muhammad datang mengunjungi air. Dilihatnya air sedang memuaskan dirinya diperlihatkan tenaganya dan kekuatannya. Mendengar Nur Muhammad mengucapkan slam lalu berhenti dan membalas salamnya.

Kata Nur Muhammad:
“Hai air, tahukah engkau akan kekurangan dirimu?”
“Tidak” jawab air dengan terkejut.

Kata Nur Muhammad:
“Tahukah engkau pada suatu ketika, pada saat yang sangat lama, engkau akan digunakan tenagamu untuk kepentingan hidup manusia.”

Kata air:
“Jika demikian.engkaulah makhluk yang paling mulia.”

Jawab Nur Muhammad:
“Tidak, aku tidak lebih hanya sebagai makhluk Allah. Hanya Allahlah yang patut menerima pujian dan sanjungan dari makhluknya.”
Kemudian Nur Muhammad pergi mengunjungi bumi. Dilihatnya bumi tenang-tenang saja tidak nampak sifat sombong dan congkak. Ia membalas salam dengan hormat ketika Nur Muhammad mengucap salam.

Kata Nur Muhammad:
“Akulah Nur Muhammad yang kelak menjadi kekasih Tuhan Rabbul ‘Alamin. Diantara ke 4 unsur makhluk Tuhan, hanya engkaulah yang memiliki sifat tawaddhu’ merendah diri.”
Kemuduan Nur Muhammad kembali ke hadirat Tuhan melaporkan kunjungannya kepada ke 4 unsur makhluk Tuhan itu.

Kata Tuhan:
“Semuanya sudah aku ketahui”
Oleh karena itu Aku bermaksud akan menjadikan tubuh Adam dari tanah dan akan aku campurkan pula 3 macam unsur itu. Yaitu air,angin, dan api.”

Sumber: Dari Buku_Berita Alam Gaib Sebelum dan Sesudah Hari Kemudian

RIWAYAT ASAL KEJADIAN NABI ADAM A.S


Pada suatu ketika Allah SWT menitahkan malaikat Jibril supaya turun ke Bumi untuk mengambil sebagian tanahnya yang akan dijadikan bahan untuk menciptakan Adam. Namun ketika sampai di bumi, bumi enggan tanahnya diambil untuk dijadikan Adam, hingga bumi bersumpah, demi Allah ia tidak tidak rela jika sebagian tanahnya akan dijadikan Adam. Karena ia kawatir kelak Adam jadi ma’siat kepada Allah.

Lalu Jibril kembali kehadirat Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa karena mendengar sumpahnya bumi. Kemudian Allah menitah Malaikat Mikail. Turun pula ke Bumi dengan maksud yang sama, namun setelah mendengar perkataan bumi, seperti apa yang dikatakan pada Jibril, Mikail pun tidak dapat berbuat apa-apa, kembali kehadirat Allah dengan tangan hampa.

Kemudian Allah menyuruh Malaikat Israfil turun ke bumi untuk mengambil tanah. Tetapi Israfil pun tidak berdaya mendengar sumpahnya bumi. Ia kembali kehadirat Allah dengan tangan hampa juga. Yang terakhir Allah menyuruh Malaikat Izra’il turun ke bumi untuk mengambil tanah. Kata Allah: “Hai Izra’il engkaulah yang kini aku tugaskan mengambil tanah. Meskipun bumi bersumpah-sumpah dengan ucapan bagaimanapun jangan engkau mundur. Katakana bahwa atas perintah dan atas namaKu.”

Begitulah ketika Izra’il tiba diatas bumi, ia berkata: “Hai bumi, ketahuilah kedatanganku kemari atas perintah Allah dan atas nama Allah. Jika engkau membantah atas pekerjaanku ini, berarti engkau membantah perintah Allah, dan tentunya engkau tidak ingin menjadi mahkluk yang durhaka kepada Allah, bukan…?”

Mendengar perkataan Izra’il demikian bumi tidak dapat berkata apa-apa kecuali membiarkan Izra’il mengambil tanahnya dengan tidak banyak realsi apa-apa. Setelah Izra’il mengambil beberapa macam tanah, kembalilah dia kehadirat Allah. Kata Allah: “Ya Izra’iI, pertama engkau yang aku tugaskan untuk mengambil tanah, dan kemudian di belakng hari kelak engkau pula yang aku tugaskan untuk mencabut ruh manusia.”

Jika demikian hamba kuatir yang hamba ini jadi dibenci anak Adam karena pekerjaan hamba ini, kata Izra’il. “Tidak” jawab Allah: “Tidak akan mereka akan memusuhi engkau.” Aku yang mengaturnya. Lalu aku jadukan sebab-sebab untuk mendatangkan kematian mereka. Sebab terbunuh, terbakar, sakit dan sebagainya.
Menurut keterangan para ‘Ulama bahwa tanah-tanah itu adalah seperti berikut:

1. Tanah tempat bakal berdirinya Baitul Muqaddas
2. Tanah Bukit Tursina
3. Tanah Irak
4. Tanah Aden
5. Telaga Al-Kautsar
6. Tanah tempat bakal berdirinya Baitullah
7. Tanah Paris
8. Tanah Khurisan
9. Tanah Babi (Babylon)
10.Tanah India
11.Tanah Syurga Firdaus
12.Tanah Tha’if

Kata Ibnu Abbas:
1. Kepala Adam dari tanah Baitul-Muqaddas, karena disitulah berada otak manusia,
dan disitulah tempat akal
2. Telinganya dari tanah Bukit Thursina, karena dia alat pendengar dan tempat
penerima nasehat
3. Dahinya dari tanah Irak, karena disitu tempat sujud kepada Allah
4. Mukanya dari tanah Aden, karena disitu tempat berhias kecantikan
5. Mata dari tanah Telaga Al-Khautsar, tempat untuk menarik
6. Giginya dari tanah Telaga Al-Khautsar, tempat memanis-manis
7. Tangan kanannya dari tanah Ka’bah, untuk mencari nafkah dan kerjasama sesame
manusia
8. Tangan kirinya dari tanah Paris, tempat beristinja’
9. Perutnya dari tanah Khurasan, tempat lapar dan haus
10.Kemaluannya dari tanah Babylon, disitu tempat sex (birahi) dan tipu daya syetan
untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa
11.Tulang dari tanah Bukit Thursina, alat peneguh tubuh manusia
12.Dua kakinya dari tanah India, tempat berdiri dan jalan
13.Hatinya dari tanah Syurga Firdaus, karena disitu tempat iman, keyakinan, ilmu,
kemauan dan sebagainya
14. Lidahnya dari tanah Tha’if, tempat mengucap Syahadat, bersyukur, dan berdo’a
kepada Allah

PERHATIAN SITI ‘AISYAH KEPADA NABI S.A.W.



Riwayat dari Siti ‘Aisyah, ketika beliau duduk di rumah, datanglah Nabi serta dengan mengucap salam serta dibalas salamnya oleh Siti ‘Aisyah, sambil mau bangun berdiri untuk menyambut Nabi sebagaimana biasanya beliau menyambut kedatangan Nabi sebagai suaminya.

“Tak usah ” kata Nabi. Duduklah pada tempat semula, karena ada yang akan aku sampaikan kepadamu, hai Ummul-mu’minin, (Ibu orang-orang mu’minin). Siti ‘Aisyah tidak jadi berdiri, beliau terus duduk di lantai, lalu Nabi meletakkan kepalanya di pangkuan Siti ‘Aisyah, terus beliau tertidur di pangkuannya. Rupanya Nabi sangat letih di hari itu. Begitulah kasih saying Nabi kepada istrinya, dan kasih saying Siti ‘Aisyah kepada suaminya. Siti ‘Aisyah di masa itu kira-kira berumur 20 th lebih, sedang umur Nabi sudah 56 th.

Kemudian setelah itu Siti ‘Aisyah memandangi wajah suaminya yang telah tertidur lelap di pangkuannya. Siti ‘Aisyah membelai janggut Nabi, yang mana Nampaklah beberapa lembar janggut Nabi yang sudah putih. Maka seketika itu terfikirlah di dalam hati Siti ‘Aisyah: “Aduhai!” Rupanya tidak lama lagi beliau akan berpulang meninggalkan aku. Bagaimanakah kelak nanti jadinya, suatu umat tanpa Nabi? Dan bagaimanakah kelak hidupku tanpa suami?

Seketika itu berlinanglah air mata Siti ‘Aisyah di pipinya, lalu jatuh berderai-derai membasahi Nabi. Karena hangatnya air mata, Nabi jadi bangun terjaga dan berkata dengan lemah lembut: “Wahai Ummul-mu’minin, mengapa engkau menangis. Apakah gerangan yang menyebabkan engkau menjadi bersedih hati?”. Kemudian Siti ‘Aisyah menjawab dengan berlinangan air mata: “Terbayanglah padaku akan masa datang. Bagaimanakah bila engkau esok lusa sudah menutup mata? Dan bagaimana kelak keadaan umatmu di masa itu? Dan bagaimanakah halku nanti hidup tanpa suami yang tempat aku curahkan rasa cinta? Kepada siapakah aku mengadukan nasibku, suani tak ada ayahpun tak punya?”
Kemudian Nabi balik bertanya: “Apakah lagi yang engkau takutkan selain dari itu?”
Jawab Siti ‘Aisyah: “Entahlah, terserahlah engkau Ya Rasul yang dapat menerangkannya.”

Kata Nabi: “Yang lebih terasa bagi yang mati, ialah ketika jenazah di bawa keluar dari rumahnya. Dia harus berpisah dari anak istrinya. Berpisah dengan kaum kerabatnya, yang lebih terasa lagi bila ia sudah berada di dalam kubur. Berasa benar-benar dirinya sudah terasing. Terasalah padanya benar-benar badannya sudah mati. Mati badan kasar, sedangkan sir uh sudah berada di luar badan yang tidak mungkin dia bisa masuk lagi pada badannya. Di masa itu barulah dia sadar bahwa dia telah berada di alam lain, di suatu alam yang tersembunyi oleh pandangan mata manusia. Alam itu ialah Alam Barzakh namanya atau alam kubur, artinya alam yang tertutup dari pandangan mata.”

PEMBALASAN KUBUR


Tidak seorangpun mengetahui keadaan di kubur. Kecuali Allah yang mengetahuinya. Karena siksa atau nikmat kubur sudah diatur oleh Allah. Sebagaimana orang yang mendapat impian bukanlah kehendak orang tidur itu sendiri. Diterangkan dalam hadist- “Jikalau orang yang di kubur orang yang shalih, maka ia akan menerima balasan yang baik, itulah yang di namakan nikmat kubur. “ setelah dia dapat menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, dia tidak mebdapat siksaan, karena jawabannya benar. Lalu malaikat itu pergi. Setelah malaikat itu pergi, kedengaran pula orang emngucap salam. Dilihatnya orang itu serupa benar dengan rupa dirinya, tapi dia lebih bagus dan memakai pakaian bagus. Orang itu lalu bertanya: “Siapa engkau?”. Jawabnya: “Aku ini amalmu. Dan aku datang kemari untuk menemani kamu.”

Orang itu merasa girang sekali kedatangan amalnya menjadi sebagai teman. Ia merasa beruntung, di situ baru diketahui bahwa dia telah beramal shalih dan mendapat karunia dari Tuhan. Kemudian orang itu di suruh tidur seperti tidurnya pengantin baru. Kuburnya teras lapang terbuka. Dia berada di suatu alam, yang sangat asing baginya. Dia merasa tidak mati dan tetap hidup di situ, menanti sampai bangkit kubur.

Akan tetapi bagi mereka orang-orang yang durhaka, setelah orang-orang yang mengantarnya kembali beberapa langkah dari kuburnya, si mayat merasa hidup kembali. Ia merasa di suatu alam yang sangat asing, sunyi dan sepi, seperti teras dalam mimpi. Kini telah menjadi kenyataan baginya. Sadarlah ia sekarang, bahwa ia telah berada di alam lain seorang diri. Kini dia sudah terpisah dari dunia, terpisah dari sanak keluarganya, berpisah dari semua yang di milikinya.

Kini betul-betul baru percaya, apa yang dikatakan orang kepadanya. Inilah yang dinamakan mati, meski dia merasa hidup, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Meskipun dia berteriak sekuat tenaga, tetapi tidak akan dapat di dengar orang. Ia dapat mendengar suara orang yang masih hidup tapi orang yang masih hidup tidak dapat mendengar suaranya. Dia dapat melihat orang yang masih hidup, tetapi yang masih hidup tidak dapat melihat dia. Dia seperti terkurung di dalam sngkar kaca. Dia dapat melihat barang di sekelilingnya, tapi dia tidak dapat bergerak kemana-mana. Sekarang ia sadar bahwa dia telah berada di alam yang ia sendiri belum
kenal yaiu “BARZAKH”. Entah berapa lama dia berada di situ, ia sendiri tidak tahu

EMPAT UNSUR ADA DALAM TUBUH MANUSIA


Dalam keterangan di atas kita kini akan membahas empat unsure itu yang ada pada manusia. Ia akan menjadi bahan pelengkap dalam tubuh manusia. Maka manakala kurang salah satu dari padanya, maka tiadalah jadi sempurna kejadian manusia.
a. Amarah dari unsur api
b. Kemauan dari unsur angin
c. Cita-cita dari unsur air
d. Sabar dari unsur bumi

Untuk menyelidiki lebih lanjut dapat dibuktikan secara objektif pada manusia adanya.
a. Telinga dari unsur api
b. Mata dari unsur air
c. Hidung dari unsur angin
d. Mulut dari unsur tanah

Telinga dari unsur api, karena dia orang mudah tersinggung perasaannya, lantaran mendengar cemoohan, celaan, makian dan sindiran. Orang lekas menjadi marah jika kena hasutan dan sindiran, umpatan kata-kata yang menyakitkan hati. Sebaliknya orang menjadi lembut hatinya, berkurang amarahnya, jika mendengar kata-kata yang baik, sopan, merendah dan menyenangkan. Api akan menjadi padam bila disiram air.
Mata adalah unsur air, air sifatnya adil. Air dapat dibuat ukuran, misalnya tukang kayu atau tukang batu untuk mendirikan rumah biasanya menggunakan “waterpas” yang menjadi ukuran miring atau datar. Bukankah dengan melihat sinar mata seorang dapat kita mengetahui orang itu membenci atau mencintai kita. Dapat kita meraba-raba seorang wanita (bukan porno aksi), benci atau cinta setuju atau tidak dari sinar matanya. Dapat kita memperhatikan sinar mata seorang penjahat atau orang baik dari sinar matanya. Suatu pengaduan dan laporan tidak dapat diterima begitu saja, jika belum dapat dibuktikan dan dilihat mata. Tidak dapat diakui sah keterangan atau pengakuan seorang jika belum disaksikan oleh saksi mata. Mengapa..? Karena mata itu unsur air.

Hidung adalah unsur angin. Ia adalah alat penciuman. Alat penunjuk adanya bau-bauan. Dengan dia orang jadi mengetahui adanya bau wangi, bau busuk, hanyir, tengik dan sebagainya. Udara adalah sebagian daripada angin yang tidak bergerak. Dan udara dapat menyebarkan bau-bauan, dan kemudian ditngkap oleh hidung, lantaran hidung ini adalah unsur angin.

Mulut adalah unsur tanah. Mulut sifatnya sma denagan tanah. Ia selalu menerima apa saja yang dating kepadanya, dan tidak ditolaknya. Coba perhatikan. Tiap-tiap mahkluk yang mati; manusia, binatang, daun-daunan, kayu-kayuan, bila jatuh ke tanah apalagi dipendam di dalam tanah, diterima oleh tanah, dan lama-lama akan menjadi tanah. Demikian sifat mulut manusia. Sejak melek matanya, sedari pagi sampai sore, sampai ia mau masuk tidur, cobalah perhatikan berapa macam benda yang masuk di mulutnya (kecuali yang berpuasa); nasi, ikan, daging, sayur-sayuran, air kopi, air the, asap rokok dan sebaginya ini menunjukkan bukti bahwa mulut itu adalah unsure tanah.

Itulah keempat unsur tadi yang menjadi bahan pelengkap bagi tubuh manusia, dan andaikata kurang salah satu daripadanya, berarti tidak sempurna lagi keadaan manusia. Sebagaimana kita ketahui bahwa tanah itu adalah tempat bercocok tanam. Bertanam padi, menanam cabe dan sebagainya. Jika orang bertanam bibit padi maka yang tumbuh sudah tentu tanaman padi, bila orang menanam bibit cabe maka akan tumbuh tanaman cabe. Dan belum ada kejadian orang menanam bibit padi, lalulalu jadi tanaman cabe dan sebaliknya…….

Demikian pula mulut manusia, jika digunakan untuk menyebar kebaikan di tengah manusia, maka kebaikan pula yang akan tumbuh di tengah-tengah manusia. Dan andaikata jika disebarkan fitnah dan hasutan di tengah-tengah manusia, maka kekacauan dan keonaran yang akan tumbuh, sebagaiman pepatah arab mengatakan: “Mendapat bahaya seorang, dari karena lidah. Akan naik derajat seorang dari karena tutur katanya yang bagus. Misalnya seorang pedagang, dagangannya jadi laris dan cepat laku karena propagandanya.”

DIMANAKAH KEBERADAAN RUH-RUH ORANG YANG SUDAH MATI?



Pembaca yang budiman…
Untuk menjawab pertanyaan ini, baiklah kita ikuti cerita apa yang dilihat Nabi Muhammad s.a.w dalam mi’rajnya, ketika beliau menginjakkan kakinya dilangit yang pertama sampai ke langit yang ke tujuh, sebagai berikut:
Kata Nabi:
“Ketika Aku tiba di langit pertama, Aku disambut oleh para malaikat, mereka berbaris seperti pasukan yang memberi hormat kepadaku. Aku di iringi oleh Jibril teus menuju pintu masuk. Di situ oleh malaikat penjaga pintu diperiksa. Jibril dan Aku di tanya, apakah sudah ada izin dari Allah? Jibril menjawab ya. Kami berdua dipersilahkan masuk. Seketika kami masuk, Aku lihat seorang laki-laki duduk di kursi di kerumuni orang banyak, yang baru saja datang ketika itu. Kemudian mereka pergi lalu datang rombongan yang lain datang mengerumuni orang itu juga. Aku bertanya sipa dia dan siapakah mereka itu?”
Jibri berkata:
“Itulah Nabi Adam a.s dan rombongan arwah anak cucunya yang sedang datang menghadap beliau disaat itu.”
Kemudian Jibril memperkenalkan Aku, katanya: “Inilah Muhammad Nabi akhiriz-zaman. Atas perintah dan kehendak Allah, Ia berkesempatan datang ke tempat ini.”
Kemudian Nabi Adam menjabat tanganku setelah Aku mengucap salam.
Kata Nabi Adam:
“Selamat datang anak yang shalih dan Nabi yang shalih.”
Aku lihat Nabi Adam duduk di kursi yang indah serta memakai pakaian kebesaran laksana seorang raja. Seketika aku akan meneruskan perjalananku. Beliau tidak lupa mendo’akan kepadaku.”
Setelah Aku meninggalkan Nabi Adam, Jibril menerangkan: “Ruh-ruh yang masuk ke pintu sebelah kanan Adam, itulah mereka yang akan masuk syurga. Selagi pintu itu terbuka, tercium bau haruum dari arah pintu itu. Dan ,mereka yang masuk ke pintu sebelah kirinya, itulah ruh-ruh anak cucu Adam yang akan masuk neraka. Maka ketika pintu terbuka tercium bau busuk dari situ.”
Kemudian Aku meneruskan ke langitbyang kedua, Aku bertemu di situ dengan Nabi Isa bin Maryam. Kelihatan badannya segar bugar seperti orang habis mandi. Di situ aku melihat ruh Nabi Yahya dan Nabi Zakariya, dan ruh umatnya.
Di langit ketiga Aku melihat Nabi Yusuf dan ruh para umatnya.
Di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris dan para umatnya.
Di langit kelima bertemuNabi Harun dan para Uamatnya.
Di langit keenam Aku bertemu dengan Nabi Musa dan para umatnya. Maka atas usul Nabi Musa ini shalat yang tadinya 50 waktu menjadi 5 waktu.
Dan terkhir di langit yang ketujuh Aku bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s
Deikian keterangan Nabi Muhammad s.a.w. Jadi kesimpulan daripada ini Ruh Nabi-Nabi dan Ruh para umat yang telah meninggal dunia berada di langit-langit itu. Jelasnya: Ruh-Ruh itu berwujud manusia juga sebagaimana tubuh kasarnya di dunia.

Sumber: Dari Buku_Berita Alam Gaib Sebelum dan Sesudah Hari Kemudian

KISAH LIMA PERKARA ANEH

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-Nabi yang bukan Rasul ada yabg menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.
Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi di perintahkan yang berbunyi, “ Esok engkau di kehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat,

Pertama: Apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah
Kedua : Engkau sembunyikan
Ketiga : Engkau terimalah
Keempat: Jangan engkau putuskan harapan
Kelima : Larilah engkau daripadanya

Pada keesokan harinya, Nabi itupun keluara dari rumahnya menuju ke barat
dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna
hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, “Aku diperintahkan memakan apa
yang pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak
dapat dilaksanakan.”

Maka Nabi it terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat ingin memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar roti. Maka Nabi itupun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnaya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucap syukur “Alhamdulillah”.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itupun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan sebuah mangkuk itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu keluar dari dalam tanah yang digali oleh Nabi. Nabi itupun menanamkan seperti semula hingga 3x berturut-turut.

Maka berkatalah Nabi itu, “Aku telah melaksanakan perintahmu.” Lalu diapun meneruskan perjalanannya tanpa disadari oleh Nabi itu, mangkuk emas tersebut keluar lagi dari dalam tanah. Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah seekor burung kecil itu berkata: “Wahai Nabi Allah, tolonglah aku.”
Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihat keadaan itu, lamtas burung elang itu pun dating menghampiri Nabi itu sambil berkata, “ Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku.”

Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat. Yaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya mengambil keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging paha burung kecil itu dan diberikan kepada elang itu. Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil dilepaskan dari dalam bajunya.
Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalanannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas, lari dari situ karena tidak tahan menghirup bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima peristiwa itu, Nabi pun berdo’a. dalam do’anya dia berkata, “ Ya Allah, akau telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu didalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya.”

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T bahwa, “yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.
Kedua: Semua amal kebaikan, walaupun disembunyikan, maka ia tetap kan
Nampak juga
Ketiga: Jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianati
kepadanya
Keempat: Jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi
membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat
Kelima: Bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan masalah orang lain).
Maka larilah dari orang-orang yang sdang duduk berkumpul membuat
ghibah

Saudar-saudaraku, kelima kisah ini hendaklah kita semaikan kedalam diri kita, sebab kelima perkara inisenantiasa berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengatakan hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahwa kata-mangata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita,sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti aka nada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakanlah. Lalu dia bertanya, “ Wahai Allah, sesungguhanya pahala yang kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu.”

Maka berkatalah Allah S.W.T, “ Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu.” Dengan ini haruslah kita sadar bahwa walaupun apa yang kita kata itu adalah benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu, hendaklah kita jangan mengata halo rang walaupun ia benar.

Sumber: 101 Kisah Teladan

AL QUR’AN SEBAGAI PEMBELA






Abu Umamah r.a berkata: “ Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari AL Qur’an, setelah itu Rasululah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al Qur’an. “Telah bersabda Rasulullah S.A.W: Belajarlah kamu akan Al Qur’an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya (orang yang sering membaca dan mempelajari Al Qur’an), yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya.” Ia akan dating dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, “Kenalkah kamu kepadaku?” Maka orang yang pernah membaca akan menjawab: “Siapakah kamu?”
Maka berkata Al Qur’an: “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.”
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al Qur’an itu: “ Apakah kamu Al Qur’an?” lalu Al Qur’an mengakui dan menuntun orang yang pernah membacanya untuk menghadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya. Pada kedua ayah dan ibunya yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga kedua orang tuanya bertanya: “Dari manakah kami memperoleh ini semua, padahal amal kami tidak sampai ini?”
Lalu dijawab: “ Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Al Qur’an.”

Sumber: 101 Kisah Teladan