Sabtu, 12 November 2011

KISAH LIMA PERKARA ANEH

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-Nabi yang bukan Rasul ada yabg menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.
Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi di perintahkan yang berbunyi, “ Esok engkau di kehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat,

Pertama: Apa yang engkau lihat (hadapi) maka makanlah
Kedua : Engkau sembunyikan
Ketiga : Engkau terimalah
Keempat: Jangan engkau putuskan harapan
Kelima : Larilah engkau daripadanya

Pada keesokan harinya, Nabi itupun keluara dari rumahnya menuju ke barat
dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna
hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, “Aku diperintahkan memakan apa
yang pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak
dapat dilaksanakan.”

Maka Nabi it terus berjalan menuju ke bukit itu dengan hasrat ingin memakannya. Ketika dia menghampirinya, tiba-tiba bukit itu mengecilkan diri sehingga menjadi sebesar roti. Maka Nabi itupun mengambilnya lalu disuapkan ke mulutnaya. Bila ditelan terasa sungguh manis bagaikan madu. Dia pun mengucap syukur “Alhamdulillah”.

Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu bertemu dengan sebuah mangkuk emas. Dia teringat akan arahan mimpinya supaya disembunyikan, lantas Nabi itupun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan sebuah mangkuk itu, kemudian ditinggalkannya. Tiba-tiba mangkuk emas itu keluar dari dalam tanah yang digali oleh Nabi. Nabi itupun menanamkan seperti semula hingga 3x berturut-turut.

Maka berkatalah Nabi itu, “Aku telah melaksanakan perintahmu.” Lalu diapun meneruskan perjalanannya tanpa disadari oleh Nabi itu, mangkuk emas tersebut keluar lagi dari dalam tanah. Ketika dia sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat seekor burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian terdengarlah seekor burung kecil itu berkata: “Wahai Nabi Allah, tolonglah aku.”
Mendengar rayuan burung itu, hatinya merasa simpati lalu dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihat keadaan itu, lamtas burung elang itu pun dating menghampiri Nabi itu sambil berkata, “ Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku.”

Nabi itu teringatkan pesanan arahan dalam mimpinya yang keempat. Yaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia menjadi kebingungan untuk menyelesaikan perkara itu. Akhirnya mengambil keputusan untuk mengambil pedangnya lalu memotong sedikit daging paha burung kecil itu dan diberikan kepada elang itu. Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil dilepaskan dari dalam bajunya.
Selepas kejadian itu, Nabi meneruskan perjalanannya. Tidak lama kemudian dia bertemu dengan satu bangkai yang amat busuk baunya, maka dia pun bergegas, lari dari situ karena tidak tahan menghirup bau yang menyakitkan hidungnya. Setelah menemui kelima peristiwa itu, Nabi pun berdo’a. dalam do’anya dia berkata, “ Ya Allah, akau telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang diberitahu didalam mimpiku, maka jelaskanlah kepadaku arti semuanya.”

Dalam mimpi beliau telah diberitahu oleh Allah S.W.T bahwa, “yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu.
Kedua: Semua amal kebaikan, walaupun disembunyikan, maka ia tetap kan
Nampak juga
Ketiga: Jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianati
kepadanya
Keempat: Jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi
membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat
Kelima: Bau yang busuk itu ialah ghibah (menceritakan masalah orang lain).
Maka larilah dari orang-orang yang sdang duduk berkumpul membuat
ghibah

Saudar-saudaraku, kelima kisah ini hendaklah kita semaikan kedalam diri kita, sebab kelima perkara inisenantiasa berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Perkara yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah mengatakan hal orang, memang menjadi tabiat seseorang itu suka mengata hal orang lain. Haruslah kita ingat bahwa kata-mangata hal seseorang itu akan menghilangkan pahala kita,sebab ada sebuah hadis mengatakan di akhirat nanti aka nada seorang hamba Allah akan terkejut melihat pahala yang tidak pernah dikerjakanlah. Lalu dia bertanya, “ Wahai Allah, sesungguhanya pahala yang kamu berikan ini tidak pernah aku kerjakan di dunia dulu.”

Maka berkatalah Allah S.W.T, “ Ini adalah pahala orang yang mengata-ngata tentang dirimu.” Dengan ini haruslah kita sadar bahwa walaupun apa yang kita kata itu adalah benar, tetapi kata-mengata itu akan merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu, hendaklah kita jangan mengata halo rang walaupun ia benar.

Sumber: 101 Kisah Teladan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar