Sabtu, 12 November 2011

BERMACAM-MACAM RUPA MALAIKATUL-MAUT KETIKA AKAN MENCABUT NYAWA



Diriwayatkan dalam hadist, ketika seorang akan mati, datanglah malaikat maut kepadanya, dengan bermacam-macam rupa. Ada dengan rupa yang menyenangkan, dan ada pula dengan rupa yang menakutkan. Jika ia datang kepada orang mu’min dan shalih, dia datang dengan rupa manusia yang bagus dan menyenangkan dengan pakaian bagus dan rapi serta harum baunya. Dengan lebih dulu mengucapkan: “Salam” serta dengan budi bahasa yang sopan, barulah dicabut nyawa orang itu, tidak dengan kekerasan.

Kalau sekiranya bukan dengan orang yang shalih, maka datanglah malaikat maut dengan muka yang seram dan menakutkan. Dengan secara paksa dan kasar sehingga merasa sangat sakit ketika ia mencabut nyawa orang itu. Hal ini dapat disaksikan oleh yang hadir ketika melihat seorang sedang “naza” sakaratul-maut. Ada orang yang ketika akan sekarat mukanya Nampak gelisah, ngeri dan kecut tampang mukanya. Ada yang ketika akan sekarat, kelakuannya seperti ayam akan dipotong, waktu menghembuskan nafas yang terakhir, mulutnya terbuka lebar dan biji matanya mendelik, menakutkan siapa yang melihatnya. Ini menandakan bahwa orang itu dalam sekarat yang menyakitkan. Dan inilah tandanya orang yang berdosa.

Ada orang yang akan mati, walaupun sakitnya telah payah, tapi kelihatannya tenang dan tentram. Terbayang ketenangan hatinya pada wajahnya. Tidak Nampak di mukanya takut dan ngeri. Kelihatan raut wajahnya manis dan berseri, senyumannya terlukis di bibirnya, walaupun mukanya cekung dan pucat, karena sakitnya terlalu payah. Tatkala menarik nafas yang terakhir kelihatan ia tenang dan tentram. Tidak gelisah, inilah menandakan bahwa orang itu ketika sekarat, merasa bahagia. Senang hatinya meninggalkan dunia ini.

Kata Imam Ghozali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, riwayat dari Ibnu Abbas: katanya, Nabi Ibrahim a.s adalah orang yang sangat teliti. Beliau mempunyai tempat khusus dijadikan tempat ibadah, dan ketika beliau akan pergi selalu pintunya dikunci dan kuncinya dipegang oleh Beliau sendiri. Pada suatu ketika beliau membuka pintu kamarnya beliau jadi terperanjat karena di dalam kamarnya ada seorang laki-laki yang kelihatan mencurigakan.
Tanya Nabi Ibrahim: “Siapakah yang mengizinkan engkau masuk ke kamar ini?”
“Yang menyuruhnya yang memiiki rumah ini”, jawab orang itu.
Kata Nabi Ibrahim: “Akulah yang memiliki rumah ini.”
Kata orang itu: “Yang memiliki alam semesta ini.”
Mendengar jawaban demikian Nabi Ibrahim menjadi agak terkejut, dan balik bertanya lagi: “Kalau begitu, siapakah engkau?”
“Aku adalah malaikatul-maut.”
Nabi Ibrahim tambah terkejut lagi, tapi beliau tidak menunjukkan kekejutannya itu, dan lalu bertanya lagi: “Dapatkah engkau tunjukkan rupamu ketika engkau akan mencabut nyawa seorang mu’min?”
“Tentu saja bisa, kata malaikatul-maut. Cobalah alihkan pandanganmu kesana…..”
Nabi Ibrahim menengok kea rah lain. Kemudian ketika itu, dilihatnya malaikat itu telah barganti rupa. Seorang pemuda tampan yang bagus wajahnya, serta berpakaian bagus pula dan harum.
Kata Nabi Ibrahim: “Kalau begini keadaanmu, datang kepada orang mu’min, sungguh menyenangkan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar